Al-Qur'an Kembali Dibakar di Swedia, Turki Jengkel


 Turki mengecam keras aksi pembakaran salinan kitab suci Al-Qur'an yang kembali terjadi di Swedia pada hari Kamis. Ankara, yang jengkel dengan ulah kelompok anti-Islam tersebut, mencirikan tindakan mereka sebagai "sikap tidak hormat".

Pembakaran salinan kitab suci umat Islam itu dilakukan oleh kelompok anti-Islam Denmark, Stram Kurs. Sebulan lalu, aksi serupa terjadi di Malmo, Swedia. (Baca: Kelompok Anti-Islam Bakar Al-Qur'an di Ibu Kota Swedia)

"Kami mengutuk ketidaksopanan kelompok barbar rasis dengan membakar kitab suci kami, Al-Qur'an, di Stockholm, Ibu Kota Swedia," kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan.

Pembakaran salinan Al-Qur'an itu berlangsung dalam demonstrasi ilegal oleh kelompok Stram Kurs di wilayah komunitas Muslim di Rinkeby, Stockholm. (Baca: Rasmus Paludan, Politikus Anti-Islam Otak Pembakaran Alquran di Swedia)

Kelompok yang dipimpin Rasmus Paludan tersebut sehari sebelumnya meminta izin kepada polisi setempat untuk membakar salinan kitab suci umat Islam, namun pengajuan izin ditolak. Keesokan harinya, mereka nekat datang dan menjalankan aksi yang sudah direncanakan itu, lalu pergi sebelum terjadi keributan yang tak diinginkan.

Kementerian Luar Negeri Turki mengapresiasi langkah positif Swedia yang tidak mengizinkan Stram Kurs melakukan penistaan kitab suci tersebut. Kendati demikian, Ankara menyesalkan bahwa tindakan provokatif dari kelompok itu tidak dapat dicegah. (Baca: PM Norwegia Bela Penistaan Alquran sebagai Kebebasan Berbicara)

“Dan orang-orang sakit ini terus mendapat manfaat darinya,” kata kementerian tersebut, seperti dilansir kantor beritaAnadolu, Jumat (11/9/2020).

"Sayangnya, sikap tidak menghormati Islam telah meluas dan tidak dapat dicegah di negara-negara Skandinavia dalam beberapa tahun terakhir dengan kedok kebebasan pers, seni, dan ekspresi," imbuh kementerian itu merujuk pada rentetan insiden penistaan Al-Qur'an di Swedia, Denmark dan Norwegia.

“Kami mengharapkan pihak berwenang Swedia serta semua negara dengan kasus rasisme dan Islamofobia untuk mengambil semua langkah untuk melawan penyakit ini baik dalam kerangka institusi Eropa maupun di tingkat nasional,” desak kementerian tersebut.

Kepala Direktorat Urusan Agama Turki, Ali Erbas, juga mengecam pembakaran Al-Qur'an di Stockholm. "Saya mengutuk keras serangan yang tak henti-hentinya dan provokatif terhadap kitab suci Al-Qur'an kami yang dilakukan oleh kelompok rasis anti-Islam di Stockholm, Ibu Kota Swedia," katanya.

Erbas mengatakan menjadi mengkhawatirkan bahwa kelompok-kelompok itu terus menyerang Muslim di kota-kota Eropa yang berbeda.

"Saya berharap kegiatan berpikiran sakit yang mengancam seluruh umat manusia ini akan segera diakhiri, dan saya mengundang komunitas internasional untuk berjuang secara sadar melawan pemikiran-pemikiran ini," katanya.